Semua Orang Kini Menunggu Arsenal Terpeleset di Perjalanan Menuju Gelar Juara Premier League

pojokgol.net – Dunia sepak bola selalu terjebak pada kebiasaan lama: menilai terlalu cepat. Baru satu putaran berjalan, opini sudah meloncat jauh. Pekan ke-12 bahkan menunjukkan Forest sudah mengganti manajer tiga kali. Semua berubah begitu cepat.
Di tengah hiruk-pikuk itu, Arsenal berjalan di jalur berbeda. Setelah laga Manchester United vs Everton, masih ada 26 pertandingan tersisa. Musim masih panjang. Namun Derby London Utara kali ini terasa lebih berat bagi Mikel Arteta.
Alasannya jelas. Selama Arsenal belum menambah jarak di puncak, setiap pertandingan menjadi penentu bagi Arteta.
Arsenal Kini Hidup Dalam Tekanan Yang Padat, Tapi Tetap Stabil

Baru sebelas laga dilalui tetapi atmosfer sudah seperti fase akhir musim. Sejak kalah 0-1 dari Liverpool pada 31 Agustus, satu-satunya kekalahan mereka musim ini, Arsenal tampil konsisten. Mereka jarang terpeleset.
Tekanan dari luar tetap tinggi. Banyak analis percaya, jika Arsenal gagal lagi, kesempatan emas Arteta bisa menghilang. Luka musim 2022–2023 terus dibahas dan menjadi bayang-bayang panjang.
Namun mencari kelemahan club saat ini tidak mudah. Cedera Gabriel sempat membuat panik, tetapi kabar pemulihannya membawa lega. Skuad Arteta juga jauh lebih siap menghadapi badai cedera musim ini.
Ketabahan Arsenal Kini Menjadi Hasil Dari Kesabaran Panjang

Arsenal menunjukkan bahwa kesabaran terhadap seorang manajer bisa berbuah stabilitas. Arteta mencampur pemain muda yang kian matang dengan pemain inti yang sudah memahami ritmenya. Kontrak penting diperpanjang. Akademi tetap produktif. Identitas taktik mereka juga tidak berubah meski pergantian pemain terjadi.
Selain satu “tersandung kecil” di markas Sunderland, Arsenal tampil sebagai tim yang solid secara permainan dan mental.
Derby London Utara Kini Menjadi Simbol Tekanan Tambahan

Para pengamat terus mencari tanda-tanda Arsenal akan tergelincir lagi. Itulah mengapa derby kali ini terasa seperti ujian besar bagi Arteta. Namun enam tahun memimpin club ini telah membentuknya menjadi sosok yang lebih tenang dan matang. Ia kini memimpin skuad yang mampu bangkit dari tekanan dan kegagalan, bahkan jika mereka kalah dari Tottenham di Emirates.
Apa pun hasilnya nanti, perjalanan masih panjang. Dengan 26 laga tersisa, persaingan gelar tetap terbuka. Dan satu hal tetap sama: Arsenal dan Arteta tetap berjalan dengan kepala tegak, bahkan ketika sorotan Premier League sedang paling menyengat.
Related Posts
Manchester United Lepas Marcus Rashford ke Aston Villa, Keputusan Tepat atau Blunder?
Kontrak Hampir Usai, Ibrahima Konate Jadi Incaran Trio Elite Premier League
5 Pemain yang Lahir Kembali di Era Ruben Amorim: Dari Casemiro hingga Mount, Manchester United Menyala Lagi!
About The Author
Bayu Hutabarat
Penggemar gila sepak bola manca negara, ikutin artikel saya secara tidak langsung jadi gila sepak bola juga!
