Manchester United: Bukan Sekadar Tumbangkan Raksasa, tapi Menjinakkan Ketidakstabilan

Para pemain Manchester United lagi ngerayain golnya Mason Mount pas lawan Sunderland hari Sabtu (4-10-2025).
Para pemain Manchester United lagi ngerayain golnya Mason Mount pas lawan Sunderland hari Sabtu (4-10-2025).

pojokgol.net – Kemenangan mengejutkan Manchester United atas Liverpool di Anfield memang menggema di seluruh penjuru negeri. Namun, Ruben Amorim tidak terbuai oleh sorak-sorai dan gemuruh euforia. Ia tetap berdiri teguh — jauh dari hingar-bingar pujian yang membutakan.

Pelatih asal Portugal tersebut menyadari, persoalan terbesar United bukanlah bagaimana menaklukkan lawan raksasa. Justru badai sesungguhnya hadir setelah sorotan meredup, ketika gairah kemenangan berubah menjadi ujian konsistensi.

United bermain menggigit dan menaklukkan sang juara bertahan dengan skor 2-1. Suporter bersorak penuh asa, membayangkan kebangkitan. Tetapi Amorim mengingatkan: kemenangan ini hanya sebatas tiga angka, tidak lebih.
“Hari ini penting, tapi esok hari kemenangan ini nyaris tak berarti,” tutur Amorim dingin kepada Sky Sports.

Catatan Kemenangan Amorim Masih Rawan Retak

Reaksi Ruben Amorim setelah kelar tanding Man City vs Man United di pekan ke-4 Premier League 2025-2026.
Reaksi Ruben Amorim setelah kelar tanding Man City vs Man United di pekan ke-4 Premier League 2025-2026.

Sejak mengambil alih kursi kepelatihan, Ruben Amorim memang menorehkan beberapa hasil mencengangkan. Namun kestabilan tetap menjadi lubang menganga di tubuh Manchester United.

Kemenangan atas Liverpool bahkan menjadi dua kemenangan beruntun pertama United di Premier League pada era Amorim — setelah 43 pertandingan tanpa rangkaian dua kemenangan di liga.

“Saya ingin tiga kemenangan beruntun, bukan kegembiraan sesaat,” ucapnya tegas. “Kami tetap tim yang sama. Hanya cara orang melihat kami yang berubah.”

Pemain boleh percaya diri. Tetapi sejarah tidak pernah berdusta — United terlalu sering merasakan kemenangan besar hanya untuk terpuruk sesaat kemudian.

Polanya Berulang: Menang Gemilang, Lalu Terpeleset Memalukan

Pemain MU, Harry Maguire, lagi nyapa suporter habis main lawan Liverpool di Anfield, 19 Oktober 2025.
Pemain MU, Harry Maguire, lagi nyapa suporter habis main lawan Liverpool di Anfield, 19 Oktober 2025.

Sejak Amorim datang, pola klasik sering berulang. Menumbangkan tim besar, lalu kehilangan arah saat berjumpa tim yang seharusnya mudah dikalahkan.

Contohnya, usai mengalahkan Manchester City 2-1 musim lalu, United justru menelan empat kekalahan beruntun. Begitu pula setelah kemenangan perkasa atas Real Sociedad dan Athletic Club di Liga Europa — performa mereka langsung merosot drastis, bahkan jatuh di tangan Nottingham Forest dan West Ham.

Musim ini aroma itu kembali tercium. United tampil garang menghadapi Arsenal dan Chelsea, namun mendadak ompong saat berjumpa Fulham dan Grimsby Town.

Bukan Kemenangan di Anfield, Tapi Laga Berikutnya yang Menentukan

Menumbangkan Liverpool di Anfield memang luar biasa. Namun Amorim menilai, duel melawan Brighton merupakan pengadilan sesungguhnya — titik di mana arah perjalanan musim ini akan ditentukan.

Saat ini United mengemas 13 angka dari delapan pertandingan Premier League. Catatan itu terlihat lumayan, hanya sedikit di belakang Chelsea dan Tottenham.

Tetapi data xG menunjukkan fakta lain — seharusnya mereka bisa berada lebih tinggi. Penyakit lama kembali muncul: tidak klinis dalam memanfaatkan peluang emas.

Amorim paham, jika United gagal menjaga bara semangat ini saat menghadapi Brighton, maka kemenangan di Anfield hanya menjadi kisah manis yang cepat membusuk.

Kesimpulan: Konsistensi adalah Lawan yang Lebih Tajam dari Liverpool

Ini Bryan Mbeumo, strikernya Manchester United.
Ini Bryan Mbeumo, strikernya Manchester United.

Kemenangan besar boleh mengguncang dunia, namun menjaga ritme adalah seni yang lebih sulit. Jika Manchester United ingin benar-benar bangkit, mereka harus berhenti menjadi tim yang hanya hebat di panggung megah, lalu rapuh di panggung kecil.

Dan sampai mereka membuktikannya, Ruben Amorim tetap akan menjaga senyumnya — tipis, tertahan, belum sepenuhnya percaya bahwa badai telah berlalu.

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *