Ruben Amorim Mengungkap: Media Portugal Lebih “Menggerus”, Kehidupan di Inggris Bersama MU Terasa Lebih Lapang

Ruben Amorim, manajer dari Manchester United.
Ruben Amorim, manajer dari Manchester United.

pojokgol.net – Awal musim 2025/2026 menjadi lorong penuh kerikil bagi Manchester United. Dari enam duel pertama Premier League, tiga berujung kekalahan, menjadikan Setan Merah terperosok di tabel tengah. Pukulan terakhir datang dari Brentford, membuat bara kritik kian mengarah deras pada sosok nakhoda tim, Ruben Amorim.

Bayang-bayang tuntutan besar yang melekat pada MU semakin menggemakan suara-suara nyaring dari media dan pendukung. Atmosfer Old Trafford pun memanas, setiap langkah Amorim seolah ditelanjangi oleh sorotan.

Meski demikian, Amorim memilih ketenangan sebagai tamengnya. Baginya, inti pekerjaan bukanlah menanggapi gempuran opini luar, melainkan menjaga fokus dan merajut kembali performa pasukan di lapangan. Ia sadar, posisi di kursi panas selalu berdampingan dengan sorotan publik yang tak kenal ampun.

Mendekati duel kontra Sunderland akhir pekan ini, Amorim menegaskan prioritas tunggalnya tetap sama: lapangan hijau, bukan lembaran kritik. Partai ini bisa menjadi titik balik—sebuah kesempatan menutup mulut cibiran sekaligus mengembalikan keyakinan para penggemar.

Lebih Mementingkan Analisis, Bukan Celoteh

Pengendali tim Manchester United, Ruben Amorim.
Pengendali tim Manchester United, Ruben Amorim.

Amorim dengan lantang menyatakan tak pernah membuang waktu untuk melahap kritik di media. Bagi dirinya, menenggelamkan diri dalam komentar sosial media hanyalah energi sia-sia. Yang bermakna hanyalah kualitas permainan timnya.

Alih-alih terjebak pada opini luar, Amorim lebih memilih menonton kembali pertandingan demi membongkar detail yang bisa dipoles. Baginya, itulah cara paling objektif menilai kenyataan di lapangan. Ia percaya, terlalu banyak menyerap suara luar justru meracuni konsentrasinya.

“Tak seorang pun di dunia ini sanggup membaca atau mendengar segalanya. Saya menonton ulang setiap laga, bahkan lebih sering daripada semua orang yang sibuk berkomentar,” ucapnya kepada Sky Sports.

“Saya bekerja dengan pola itu. Mustahil bertahan di pekerjaan ini bila telinga saya terbuka pada setiap suara di luar sana,” lanjut Amorim dengan nada tegas.

Kontras Nyata dengan Portugal

Sosok manajerial Manchester United, yaitu Ruben Amorim.
Sosok manajerial Manchester United, yaitu Ruben Amorim.

Selain soal kritik, Amorim menyinggung kultur media di tanah kelahirannya. Ia menilai, pers Portugal jauh lebih kejam—bahkan tak jarang melintasi batas hingga menjelma bentuk pelecehan. Pengalaman itulah yang membuatnya lebih menghargai atmosfer Inggris.

Meski tekanan tetap hadir di Manchester United, Amorim menilai media Inggris masih menaruh sikap yang lebih manusiawi. Untuk keluarganya, situasi ini ibarat udara segar, jauh lebih sehat dibandingkan kehidupan mereka kala bermukim di Portugal.

Ia bahkan menyebut perbedaan tersebut membawa kelegaan mendalam. “Keluarga saya bahagia hidup di Inggris. Kalian takkan pernah benar-benar mengerti bagaimana rasanya pelecehan di negara saya. Di sini, bahkan saat kami kalah, kalian masih memperlakukan kami dengan sopan,” tandas Amorim.

BACA JUGA: Oliver Glasner Takkan Ragu Tinggalkan Crystal Palace Demi Manchester United

One Comment

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *